Tuesday 30 August 2011

Lebaran !!!

Lebaran tahun ini krasa beda..
mungkin karena bulan ramadhan ini sebagian besar dijalani nggak bareng sama keluarga di Malang..
sahurnya kebanyakan barengnya sama Iffah,, Arrik,, Budi,, sama Iis.. (bosen ga se rek? hha)

tapi yang paling krasa itu..sepi banget ramadhan ini..
nggak tau karena kesibukan baru (kuliah) atau bukan..ak bener-bener nggak tau istimewanya lebaran tahun ini, seenggaknya sampe puasa hari ini selesai..

Kepikiran lah saya.. apa si istimewanya lebaran yang dirasain orang-orang?
Kumpul sama keluarga besar?
Baju baru + dapet uang saku?
Silaturrahim sama tetangga?
Semua itu notabene bisa kita lakuin tanpa harus nunggu lebaran..
Atau ngrasa merdeka setelah puasa 1 bulan?
Sebenernya nggak ada yang salah dengan persepsi-persepsi seperti demikian..
Secara idul fitri emang hari dimana bulan suci yang penuh berkah uda berakhir..dimana setiap orang memiliki kesempatan untuk membersihkan dosa-dosanya dan mulai dari nol...

Tapi apakah hanya sebatas itu?
Hanya sebatas kemenangan pribadi?

Rasanya nyesek banget waktu denger takbir setelah solat isya' di mushola tadi..
Knapa?
Karena saat denger dan ngucapin takbir...saat itu ngrasa deket banget sama Allah...
Baru keinget..kira-kira orang yang biasanya ada di pinggir jalan itu lagi ngapain ya?
Mereka seneng, apa malah sedih kalo besok lebaran?
Seneng karena bisa dapet makanan/penghasilan lebih..atau malah sedih karena nggak ada perubahan nasib seperti yang diharapkan?
Seneng karena menyambut hari yang suci..tapi sedih karena masih nggak tau besok mau makan apa?

Untuk kita yang beruntung karena mendapatkan rezeki lebih dari Allah..
mana yang bikin kita lebih seneng?
bertemu sama keluarga besar, atau melihat satu wajah tersenyum karena makanan yang kita bagi untuk dia?
mengucapkan terima kasih karena dapet angpao dari kakek-nenek, atau mendengar ucapan terima kasih dari seorang anak kecil di depan masjid dengan senyumnya yang polos dan penuh harapan, yang kemudian berlari dan memeluk ibunya?
bergabung dengan tawa canda sanak saudara, atau bergabung dengan tangisan para anak yatim yang merindukan orang tuanya saat hari suci itu?

Sambil mengucap takbir..menyebut kebesaran Allah SWT..
merasa bahwa 1 orang ini sangat kecil dihadapan-Nya..sangat kecil untuk bisa berbuat sesuatu..
1 orang ini berdoa.. agar diberi jalan untuk bisa membuat orang-orang itu tersenyum bersama..
berdoa agar bisa menjadi bagian untuk membuat perubahan bagi orang lain..

karena dengan itu..
barulah ia benar-benar bisa merasakan..
lebaran sebagai hari penuh kemenangan..

Friday 29 July 2011

lulus SMA => masuk kuliah

Udah lama nggak nulis di blog. Dan sekarang status saya udah bukan siswa SMA Negeri 3 Malang, melainkan mahasiswa FTTM ITB :D
Alhamdulillah :)
3 tahun di SMA 3 bukan waktu yang sebentar. Saya emang bukan pengingat yang baik, tapi untuk kenangan-kenangan disana,, emang otomatis nggak bisa dilupain.

Sekarang udah pindah tempat tinggal ke Bandung. Nggak terlalu jauh beda emang sama Malang. Tapi gimanapun juga, Malang tetep the best udah.
Rasanya bangga banget sekarang bisa mencapai sampai di posisi ini. Tapi yang bikin jauh lebih bangga, ngeliat perjuangan temen-temen yang happy ending (belum bisa disebut ending juga si benernya).

Hafiz Avinata yang barusan ngasih kabar kalau udah resmi jadi SISWA KARBOL AAU. Kalau inget waktu dia bingung waktu salah masukin data BM..waktu pak AI mintain nomor SNMPTN undangan.. waktu curhat sama Rinaldi Adrian di depan kopsis SMA 3 magrib2.. waktu belajar bareng dari pagi sampe sore di GO Kertanegara.. rasanya lebih seneng waktu denger kabar ini daripada waktu saya sendiri buka pengumuman ITB..
Neyla Devi Mentari yang bakal jadi mahasiswa kedokteran UNAIR. Awalnya emang belum bisa ketrima di undangan. Kita yang temen-temennya Nene ikut deg-degan juga waktu Nene mutusin ngambil pilihan SNMPTN tulis FK UNAIR-FK UB, hampir sama kayak pilihan undangannya yang sama-sama FK. Bukan karena kita nggak percaya sama kemampuannya, tapi itu kepedulian dari temen. Begitu dia mutusin itu, kami tau kalo yang seharusnya kami lakuin bukan lagi ngasi pertimbangan yang bisa jatuhin semangatnya dia, melainkan ngasi dukungan dan kepercayaan penuh kalau dia pasti bisa. Dan kalo inget optimisnya dia.. gimana dia berani ngambil resiko karena emang udah dapet dukungan penuh dari orang tua.. bikin saya ikutan nangis waktu dia sms kalau ketrima SNMPTN tulis FK UNAIR.
Rinaldi Adrian. Mahasiswa FTI UI 2011 ini juga salut banget de perjuangannya. Awalnya dia terdaftar di SNMPTN undangan. Tapi karena sesuatu hal, dia harus ikhlas buat belum bisa daftar ke PTN yang dia pingin. Di situ kita yang sekelas, meskipun baru 1 tahun, coba buat tetep support meski kita ga tau gimana caranya. Tapi kita bener-bener ngeliat kalo dia niat banget buat bisa tembus UI. Rajin banget ini anak. Sama kayak M. Zaky Faisal. Dan dua orang ini akhirnya bisa masuk di tempat yang mereka pingin dari awal. Aldi di UI, Zaky di FTTM ITB.
Carissa Pratiwi. Risa pengen banget masuk kedokteran,sama kayak Nene. Risa juga rajin banget anaknya. Dan ga ada yang tega ngeliat anak ini nangis, saking polosnya Risa. SNMPTN undangan belum bisa lolos, tapi dia ga nyerah dan tetep gigih buat tulis. SNMPTN tulis Risa masuk, meski bukan di kedokteran. Dan dia bilang bakal nyoba lagi tahun depan. Semangat kayak gitu yang bakal bikin senengnya itu dobel-dobel begitu bisa sampai ke titik tujuan kita. Semakin sulit untuk mencapai apa yang kita inginkan, kepuasan dan kebanggaan yang kita dapet juga lebih-lebih. Semangat ya Risa !!!! :)

Nggak semua memang yang ngasi kabar bahagia. Masih ada beberapa yang belum dapet sesuai apa yang dia pingin. Saya, dan teman-teman yang lain, yang jelas ga bakal berhenti doain yang terbaik. Saran saya, coba aja posisi dimana kita sekarang itu adalah yang terbaik yang dikasi sama Allah. Untuk saat ini. Karena kita masih bisa berusaha terus untuk dapet yang jauh lebih baik di hari esok. Kayak kata pak profesor ITB yang ngasi materi di Sabuga, “Kegagalan hari ini bukan berarti kegagalan hari esok. Dan kesuksesan hari ini juga tidak menjamin kesuksesan hari esok.” Jadi semua itu tergantung bagaimana cara kita menyikapi apa yang kita dapat. Sikapi kesuksesan dengan menganggap bahwa kita harus berbuat lebih lagi. Dan sikapi kegagalan dengan berpikir bahwa kesuksesan yang akan kita raih dengan kegagalan terlebih dahulu akan bertahan lebih lama :D

Saturday 2 April 2011

-refleksi-

Hasil Mengarang dan Pidato Ujian Praktik..
(maaf jika ada yang merasa tersinggung)


Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah suatu lembaga legislatif di Indonesia yang didirikan dengan tujuan menyalurkan aspirasi rakyat dalam membangun negara. Pemilihan anggota DPR pun dilakukan secara langsung oleh rakyat sehingga siapa pun yang duduk di kursi DPR diharapkan selalu memperjuangkan hak-hak rakyat. Namun, benarkah kenyataannya seperti yang diharapkan?
Dewasa ini semakin sering anggota DPR menjadi bahan pemberitaan di media, baik media elektronik maupun media cetak. Akan tetapi, pemberitaan tersebut bukan mengenai kebijakan-kebijakan prorakyat, melainkan lebih sering mengenai kelakuan-kelakuan para wakil rakyat yang tidak pantas. Mulai dari ketidakseriusan beliau-beliau dalam sidang DPR, sampai dengan korupsi yang seakan-akan telah menjadi konsumsi masyarakat sehari-hari.

Mengingat besarnya anggaran yang dimiliki oleh DPR, tentunya masyatakat akan heran melihat situasi seperti ini. Media sering menampilkan bentuk-bentuk kemewahan yang dimiliki DPR. Seperti kenang-kenangan berupa cincin dan pin emas yang diberikan pada akhir masa jabatan, fasilitas mobil mewah untuk setiap anggotanya, serta tidak luput pula pemberitaan mengenai mewahnya gedung DPR, ruangan sidang yang memiliki fasilitas kursi empuk dan AC misalnya, sehingga “wajar” saja tidak pernah absen adanya anggota yang tertidur saat sidang berlangsung.
Melihat fakta seperti demikian, dapat kita bayangkan seperti apa kebijakan-kebijakan yang dihasilkan oleh DPR. Kondisi seperti demikian bukan baru-baru ini saja terjadi, tetapi sudah sekian lama menjadi kebiasaan di tubuh anggota DPR. Dan timbullah pertanyaan baru, sudahkah dilaksanakan langkah perbaikan untuk mengatasi kondisi tersebut?

Mungkin jawabannya adalah belum. Coba saja kita tengok kelakuan para pejabat yang semakin menjadi-jadi dewasa ini. Beberapa tokoh yang mengajukan diri sebagai anggota DPD tanpa melepas jabatannya sebagai anggota DPR, tertangkapnya lebih dari 19 anggota DPR yang terlibat kasus penyuapan, dan seolah tidak dapat berhenti sampai profesionalitas saja, bahkan tidak jarang pula tersebar video mesum perselingkuhan anggota DPR.

Seakan lelah melihat kondisi wakil rakyat seperti demikian, saya mencoba melihat dari kacamata yang lebih lebar. Sebenarnya masih banyak “orang dalam” DPR yang memperjuangkan kepentingan rakyat. Sebagai contoh adalah almarhum Adjie Masaid dan istrinya, Angelina Sondakh. Mereka tidak menjadikan DPR sebagai lumbung uang, tetapi mereka mendengar suara rakyat. Masih ada juga sosok Habieb Nabiel Al Musawa yang mengusulkan rumah dinas DPR yang boros anggaran dihibahkan kepada guru yang membutuhkan, meskipun usulan tersebut mendapatkan tanggapan negatif dari anggota yang lain. Mungkin bukan hanya ketiga sosok di atas yang dapat diharapkan oleh masyarakat. Hanya saja pemberitaan media dan didukung dengan tidak berkutiknya “orang-orang baik” tersebut mengakibatkan seolah-olah pemerintahan memang dipenuhi aksi-aksi materialistis. Namun, perubahan bukanlah hal yang tidak mungkin.

Optimisme tersebut semakin bertambah jika kita sadar bahwa kita sudah memiliki sumber hukum yang baik dan yang paling penting adalah negara ini masih memiliki generasi muda yang kritis. Seperti dalam sebuah puisi, sudah saatnya yang muda yang memimpin bangsa. Sudah saatnya lembaga perwakilan rakyat tidak lagi dijadikan tempat mencari “nafkah” yang melimpah. Sudah saatnya pula mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa yang tertunda selama lebih dari 65 tahun.

Tidak mudah memang. Namun, tidak ada yang tidak mungkin bagi yang mau berusaha. Sikap yang dibutuhkan adalah cara pandang berbeda dalam menghadapi setiap kasus di negara kita. Melihat masalah sebelum melihat siapa yang terkena masalah. Menuntaskan persoalan sebelum menuntut pendapatan. Mendahulukan kepentingan rakyat, dan mengesampingkan pesanan pejabat.

Marilah kita kembalikan fungsi awal DPR menjadi penyalur aspirasi rakyat. Kita sebagai rakyat pun tidak boleh tinggal diam. Proaktif mengkritik dan memberikan saran terhadap kebijakan pemerintah, menciptakan suasana kondusif dalam melaksanakan pembangunan negara, menaati setiap kebijakan yang telah ditetapkan, serta tidak asal melakukan demonstrasi pesanan adalah hal-hal kecil yang dapat kita lakukan demi kemajuan bangsa Indonesia.

Perubahan tersebut harus ada yang mengawali. Jika bukan kita, siapa lagi yang akan kita harapkan? Kembali ke masa penjajahan, dimana kedatangan bangsa Inggris diidentikkan dengan kemajuan bagi bangsa yang dijajahnya? Tentu tidak.

Selama ini kita hanya menyaksikan drama politik yang disajikan oleh para petinggi, sekarang adalah saat untuk kita bertindak. Waktu yang tepat untuk beralih dari penonton menjadi aktor. Buktikan bahwa optimisme yang kita bangun itu bukanlah sekadar angan-angan. Buktikan bahwa di tangan kita, para generasi penerus bangsa, Indonesia bukan hanya menjadi negara yang disegani oleh negara lain, tetapi yang terpenting adalah menjadi negara yang dapat dibanggakan oleh rakyatnya.